PUISI
Assalamualaikum warohmatullohiwabarokatuh.
Apa kabar anak sholih dan sholiha,semoga kalian selalu dalam lindungan,alloh swt. sebelum melaksanakan pembelajaran sebaiknya kita melaksanakan Sholat sunah dan wajib nya
Anak anak, KBM bindo wajib kalaian ikuti,terlebih lagi materi dan video yang ada pada bloger,kalian lihat dan perhatikan dengan saksama.kemudian jawab pertanyaan dalam bloger,kalian isi pada kolom komentar.
Mapel : Bahasa Indonesia
Hari/tanggal : Rabu25 mei 2022
Materi :PUISI
Nama Guru : Surahmi,S.pd
Kelas : X IPA 2
KD: 3.17 Menganalisis unsur pembangun puisi
KD:4.17 Menulis puisi dengan memerhatikan unsur pembangunya (tema,diksi,gaya bhasa,imaji,struktur,perwajahan)
TUJUAN PEMBELAJARAN
1.Peserta didik dapat menganalisis unsur unsur puisi dengan tepat.
2.Peserta didik dapat menulis puisi dengan memerhatikan unsur unsur pembangunya.
Untuk lebih memahami tentang puisi sebaiknya kalian pelajari materi berikut ini !
PENGERTIAN PUISI
Baca juga:
Rima Puisi dan Bentuknya
Para ahli menjelaskan arti puisi dalam definisi yang bervariasi. Seperti dikutip dari buku Sastra Indonesia yang disusun oleh tim Sastra Cemerlang, salah seorang ahli, Sumardi, menyatakan bahwa pengertian puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi padu dan pemilihan kata yang imajinatif.
Sementara itu, menurut James Reeves, seorang penulis Inggris yang dikenal karena puisi, drama, dan sastranya, mengatakan bahwa pengertian puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh dengan daya pikat.
Ciri-ciri Puisi
Puisi dibedakan menjadi dua, puisi lama dan puisi baru. Merangkum dari Modul Bahasa Indonesia Kelas X karya Sutji Harijanti, berikut ciri-ciri puisi:
1. Puisi Lama
Puisi lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan berikut ini:
Jumlah kata dalam 1 baris.
Jumlah baris dalam 1 bait.
Persajakan (rima).
Banyak suku kata di tiap baris.
Irama
Ciri-ciri puisi lama:
Tak diketahui nama pengarangnya.
Merupakan sastra lisan karena disampaikan dari mulut ke mulut.
Sangat terikat akan aturan-aturan, misalnya seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata ataupun rima.
2. Puisi Baru
Berbeda dengan puisi lama, puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan, dan bentuknya lebih bebas daripada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, ataupun rima.
Ciri-ciri puisi baru:
Mempunyai bentuk yang rapi, simetris.
Persajakan akhir yang teratur.
Menggunakan pola sajak pantun dan syair meskipun dengan pola yang lain.
Umumnya puisi 4 seuntai.
Setiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis).
Setiap gatranya terdiri dari dua kata dan 4-5 suku kata.
Baca juga:
Ciri-ciri Puisi, Jenis, dan Unsur-unsurnya
Jenis-jenis Puisi
1. Puisi Naratif
Dalam puisi naratif mengungkapkan suatu cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi menjadi dua macam, yakni balada dan romansa. Balada adalah puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa ataupun tokoh pujaan.
Contohnya Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie karya WS Rendra. Sedangkan romansa adalah jenis puisi cerita yang memakai bahasa romantik yang berisi kisah percintaan, yang diselingi perkelahian dan petualangan.
2. Puisi Lirik
Pada jenis puisi lirik terbagi ke dalam beberapa macam, yakni elegi, serenada dan ode. Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Contohnya Elegi Jakarta karya Asrul Sani yang mengungkapkan perasaan duka penyair di Kota Jakarta.
Sedangkan serenada merupakan sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata "serenada" sendiri bermakna nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja.
Sementara itu, ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang umumnya tokoh yang dikagumi, sesuatu hal, atau sesuatu keadaan. Contohnya seperti Diponegoro karya Chairil Anwar dan Ode buat Proklamator karya Leon Agusta.
3. Puisi Deskriptif
Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatian. Puisi yang termasuk kedalam jenis puisi deskriptif, misalnya satire dan puisi yang bersifat kritik sosial.
Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan ketidakpuasan penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya.
Sedangkan puisi kritik sosial adalah puisi yang juga menyatakan ketidakpuasan penyair terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang, namun dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidak beresan keadaan atau orang tersebut. Kesan penyairan ini juga dapat kita hayati dalam puisi-puisi impresionistik yang mengungkapkan kesan penyair terhadap suatu hal.
Baca artikel detikedu, "Pengertian Puisi, Ciri-ciri, dan Jenisnya" selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5908472/pengertian-puisi-ciri-ciri-dan-jenisnya.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Puisi merupakan ragam sastra yang terikat oleh unsur-unsurnya, seperti irama, mantra, rima, baris, dan bait. Puisi juga dapat dikatakan sebagai ungkapan emosi, imajinasi, ide, pemikiran, irama, nada, susunan kata, kata-kata kiasan, kesan pancaindra, dan perasaan. Puisi adalah ungkapan yang memperhitungkan aspek-aspek bunyi di dalamnya, serta berupa pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair dari kehidupan individu dan sosialnya. Puisi diungkapkan dengan teknik tertentu sehingga dapat membangkitkan pengalaman tertentu dalam diri pembaca atau pendengarnya.
Auden (1978: 3) mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur. Puisi merupakan suatu karya yang terbentuk atas susunan kata penuh makna. Menurut Herman J. Waluyo (1987) puisi merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif yang disusun dengan mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya.
Jenis dan Ciri-ciri PuisiPuisi terdiri atas puisi lama dan puisi modern. Puisi lama umumnya anonim atau tidak diketahui penyairnya. Puisi lama memiliki ciri terikat pada beberapa kiteria, seperti jumlah baris tiap bait, jumlah kata tiap baris, rima atau persamaan bunyi, dan irama. Puisi lama dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain pantun, syair, talibun, mantera, dan gurindam
Mantera merupakan jenis puisi paling lama yang diciptakan dalam kepercayaan animisme untuk dibacakan dalam acara atau ritual kebudayaan. Mantera memiliki ciri yaitu menggunakan pemilihan kata dengan bunyi yang diusahakan berulang, menggunakan kata-kata yang tidak umum dalam kehidupan sehari-hari, dan menimbulkan efek bunyi yang bersifat magis.
- Pantun memiliki ciri bersajak a b a b, dengan tiap baris terdiri atas empat baris, dua baris sampiran dan dua baris isi.
- Talibun terdiri atas sampiran dan isi yang lebih dari empat, serta selalu genap, seperti enam, delapan, sepuluh, dan dua belas.
- Syair merupakan puisi yang berlarik empat bait dan bersajak a a a a yang mengisahkan suatu hal.
- Gurindam terdiri atas dua baris, berirama sama a a. Baris pertama merupakan sebab dan baris kedua merupakan akibat.
Puisi modern adalah bentuk puisi yang tidak lagi terikat oleh aturan jumlah baris, rima atau ikatan lain yang umumnya digunakan dalam puisi lama. Puisi modern atau puisi bebas muncul pada angkatan 45, yang dipelopri oleh Chairil Anwar. Puisi modern tidak mengutamakan bentuk atau banyak baris dalam satu bait dan irama atau persajakan, tetapi lebih mengutamakan pada isi puisi itu sendiri. Puisi modern memiliki ciri sebagai berikut.
- Mempunyai unsur humanisme universal atau sudah terbuka untuk menerima pengaruh dari segala penjuru dunia.
- Realis dan terimbas unsur naturalis
- Menyampaikan maksud dengan penghematan kata serta menghadirkan perbandingan-perbandingan membayang dan berkesan.
- Menggunakan perbandingan visual secara jelas sampai pada bagian-bagian di balik kenyataan.
- Menunjukan sinisme dan sarkasme terhadap kepincangan dalam masyarakat akibat pergolakan.
- Menggunakan kata dalam percakapan sehari-hari
- Tidak mengutamakan tipografi bahkan tidak lagi memperhatikan bunyi (rima) dalam baris dan baitnya.
- Unsur utama yang harus selalu diperhatikan dalam pembacaan puisi modern adalah lafal, intonasi, dan ekspresi.
Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak disampaikan, puisi dibedakan menjadi puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif.
- Puisi naratif adalah puisi yang digunakan untuk menyampaikan suatu
cerita. Puisi ini dibedakan menjadi epik, romansa, dan balada.
- Epic atau epos adalah puisi naratif yang menceritakan kepahlawanan tokoh. Contohnya puisi “Ramayana” yang menggambarkan kepahlawanan Rama Wijaya dalam melawan Rahwana.
- Romansa menggunakan bahasa romantik yang berisi kisah percintaan tokoh kesatria yang penuh rintangan. Contohnya puisi yang mengisahkan kisah cinta antara Damarwulan dengan Anjasmara dalam puisi “Asmaradana”.
- Balada adalah ragam puisi yang menceritakan kehidupan manusia dengan berbagai macam sifatnya, seperti pengasih, cemburu, dengki, takut, sedih, ataupun riang. Contohnya puisi karya WS Rendra yang berjudul ” Balada Terbunuhnya Atmo Karpo”.
- Puisi lirik adalah puisi yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan
pribadi penyair. Puisi ini dibedakan menjadi elegi, serenada, dan ode.
- Elegi merupakan puisi yang mengungkapkan perasaan duka penyair atau aku lirik. Contohnya puisi karya Goenawan Mohamad (1974:9)
Hari Terakhir Seorang Penyair, Suatu Siang
Di siang suram bertiup angin. Kuhitung pohon satu-satu
Tak ada bumi yang jadi lain: daun pun kuruh, lebih bisu
Ada matahari lewat mengedap, jam memberat dan hari menunggu
Sehala akan lenyap, segala akan lenyap, Tuhanku
Kemudian Engkau pun tiba, menjemput sajak yang tak tersua
Siang akan jadi dingin, Tuhan, dan angin telah sedia
Biarkan aku hibuk dan cinta berangkat dalam rahasia.
-
- Serenade merupakan puisi lirik yang bersuasana senang.
- Ode merupakan puisi lirik yang berisi pujian terhadap seseorang, pada umumnya pahlawan. Contohnya puisi “Teratai” yang ditulis untuk Ki Hajar Dewantara oleh Sanusi Pane.
- Puisi deskriptif adalah puisi yang mengemukakan tanggapan atau kesan penyair terhadap suatu hal atau keadaan. Tanggapan atau kesan tersebut dapat berupa kritik ataupun sindiran, sehingga disebut juga sebagai puisi ironi dan satire (kritik)
Berdasarkan penggunaan kata (diksi) dan macam bahasanya, ada yang disebut puisi mbeling dan puisi multilingualisme. Mbeling dalam kosa kata bahasa Jawa bermakna nakal, sukar diatur, dan suka memberontak. Dasar lahirnya puisi ini merurut salah satu tokohnya, yaitu Remy Silado, adalah pernyataan akan apa adanya. Kemudian, puisi multilingualisme menggunakan berbagai macam bahasa sebagai sarana ekspresinya.
Berdasarkan wujud visualnya, ada yang disebut puisi tipografi dan puisi konkret. Puisi tipografi tampak pada puisi “Tragedi Winka & Shihka” karya Sutardji Calzoum Bachri yang berbentuk zigzag. Kemudian, puisi konkret tidak menggunakan kata-kata hanya berupa gambar, seperti gambar kotak sembilan karya Danarto.
Struktur Puisi
Struktur karya sastra puisi mencakup struktur fisik dan struktur batin.
1. Struktur Fisik
Struktur fisik puisi adalah media untuk mengungkapkan makna yang hendak disampaikan penyair. Struktur fisik meliputi hal-hal berikut.
- Diksi, adalah pilihan kata yang digunakan agar memiliki kesan indah dan dapat menyampaikan maksud penyair.
- Pencitraan, adalah susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi. Hal ini membuat pembaca seolah-olah merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair.
- Majas, adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara membandingkan dengan benda atau hal lain. Majas atau bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatik atau memiliki banyak makna.
- Rima, adalah persamaan atau pengulangan bunyi. Persamaan bunyi memberikan kesan merdu, indah, dan mendorong suasana yang dikehendaki oleh penyair. Rima tersebut dapat berupa pengulangan bunyi konsonan dari kata-kata yang berurutan (aliterasi), persamaan bunyi vokal dalam deretan kata (asonansi), dan persamaan bunyi yang terdapat di setiap akhir baris.
- Ritma, berkaitan dengan rima, bunyi, kata, frasa, dan kalimat pada puisi. Dalam ritma mucul bunyi tinggi rendah, panjang pendek, keras lemah, yang mengalir secara teratur dan berulang sehingga membentuk keindahan.
- Tipografi puisi berbentuk bait-bait yang bermula dari tepi kiri dan berakhir ke tepi kanan baris.
2. Struktur Batin
Ada empat unsur batin puisi, yaitu tema, perasaan, nada atau sikap, dan amanat.
- Tema
Sebuah puisi tentunya memiliki tema yang melingkupi keseluruhan puisi. Menurut Herman J. Waluyo (1987: 106) tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair. Ungkapan tersebut menjelaskan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi. Oleh sebab itu, untuk menafsirkan tema dalam sebuah puisi haruslah ditafsirkan secara utuh.
- Perasaan
Perasaan penyair dalam menciptakan puisi ikut diekspresikan dan dihayati pembaca. Hal ini karena tema yang sama dapat dituturkan penyair secara berbeda dan hasil puisi yang diciptakan pun berbeda.
- Nada dan suasana
Nada dalam puisi disesuaikan dengan isi yang hendak disampaikan, baik itu berupa nasihat, kritik, sindiran, ungkapan perasaan, atau hanya berupa cerita. Sering kali puisi bernada santai seperti dalam puisi-puisi mbeling. Kemudian, suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut atau psikologis yang ditimbulkan terhadap pembaca. Nada dan suasana saling berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya. Misalnya, nada duka dapat menimbulkan suasana iba bagi pembaca.
- Amanat (pesan)
Kita dapat menelaah amanat dalam suatu puisi jika telah memahami tema, rasa, dan nada pada puisi tersebut. Amanat atau pesan merupakan kesan yang ditangkap pembaca atau pendengar puisi. Amanat tersirat dibalik kata-kata yang disusun dan berada di balik tema yang digunakan.
Menulis merupakan salah satu bentuk menulis kreatif. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menulis puisi adalah sebagai berikut.
- Menentukan jenis puisi yang hendak dibuat.
- Menentukan tema dan pesan yang hendak disampaikan.
- Mengembangkan tema menjadi kalimat berdasarkan hasil imajinasi.
- Menuangkan ide dalam uraian kata-kata yang sesuai kaidah puisi.
Contoh Puisi
Berikut merupakan salah satu contoh puisi modern karya Kurnia Efendi. Puisi ini termasuk ke dalam kategori puisi modern karena tidak terikat pada aturan jumlah baris, rima atau ikatan lain yang umumnya digunakan dalam puisi lama.
Nyanyian Ibu
Nyanyian ibu dimulai sejak membayangkan kita
akan lahir. Telah direncanakan jauh-jauh hari
sebuah tempat lahir yang baik, popok yang bersih
bantal yang nyaman, selimut yang hangat, dan
dan doa yang khusyuk untuk kita
Nyanyian ibu terdengar lebih syahdu ketika
kita tiba di dunia. Mengantar tidur, mengembara
ke negeri impian yang lembut
Nyanyian ibu menyusup ke paru-paru
sebagai nafas yang panjang tak terkira
Masuk ke jantung, menggerakan darah
ke seluruh tubuh
Nyanyian ibu memanggil kita dari tempat bermain
yang jauh. Terdengar di meja makan menjelang
sekolah. Dan berupa bisik-bisik ketika ayah marah
Nyanyian ibu dilemparkan jauh-jauh ketika kita
telah punya nyanyian lain di luar rumah, di plaza
mewah, di gelap diskotik, di dunia baru yang asing
Suatu saat nyanyian ibu kita harap-harap kembali
Tanpa perasaan malu. Ketika sebagian besar hati
telah menjadi Malin Kundang
Makna keseluruhan puisi tersebut mengambarkan bagaimana kasih sayang seorang ibu dari anaknya masih di dalam kandungan hingga menjadi dewasa. Dijelaskan bahwa saat kecil anak tersebut diasuh dengan penuh kasih sayang, dicukupi segala kebutuhannya, dan selalu ada di saat anaknya butuh. Namun seiring berjalannya waktu, anaknya pun tumbuh dewasa. Anaknya mulai mengenal dunia luar yang asing, menemukan kebahagian dan dunianya, sehinga ia mulai melupakan kasih sayang ibunya. Akan tetapi, suatu saat ia akan kembali membutuhkan kasih sayang ibunya, sebab tak ada yang dapat menggantikan kasih sayang seorang ibu.
UNTUK LEBIH JELASNYA SILAKAN KALIAN SIMAK VIDEO PEMBELAJARAN TENTANG PUISI !!!!!
TUGAS KELOMPOK
Analisis puisi yang berjudul NYANYIAN IBU,berdasarkan STRUKTUR FISIK dan STRUKTUR BATIN PUISI .
SELAMAT BELAJAR
Baca juga:
Rima Puisi dan Bentuknya
Para ahli menjelaskan arti puisi dalam definisi yang bervariasi. Seperti dikutip dari buku Sastra Indonesia yang disusun oleh tim Sastra Cemerlang, salah seorang ahli, Sumardi, menyatakan bahwa pengertian puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi padu dan pemilihan kata yang imajinatif.
Sementara itu, menurut James Reeves, seorang penulis Inggris yang dikenal karena puisi, drama, dan sastranya, mengatakan bahwa pengertian puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh dengan daya pikat.
Ciri-ciri Puisi
Puisi dibedakan menjadi dua, puisi lama dan puisi baru. Merangkum dari Modul Bahasa Indonesia Kelas X karya Sutji Harijanti, berikut ciri-ciri puisi:
1. Puisi Lama
Puisi lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan berikut ini:
Jumlah kata dalam 1 baris.
Jumlah baris dalam 1 bait.
Persajakan (rima).
Banyak suku kata di tiap baris.
Irama
Ciri-ciri puisi lama:
Tak diketahui nama pengarangnya.
Merupakan sastra lisan karena disampaikan dari mulut ke mulut.
Sangat terikat akan aturan-aturan, misalnya seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata ataupun rima.
2. Puisi Baru
Berbeda dengan puisi lama, puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan, dan bentuknya lebih bebas daripada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, ataupun rima.
Ciri-ciri puisi baru:
Mempunyai bentuk yang rapi, simetris.
Persajakan akhir yang teratur.
Menggunakan pola sajak pantun dan syair meskipun dengan pola yang lain.
Umumnya puisi 4 seuntai.
Setiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis).
Setiap gatranya terdiri dari dua kata dan 4-5 suku kata.
Baca juga:
Ciri-ciri Puisi, Jenis, dan Unsur-unsurnya
Jenis-jenis Puisi
1. Puisi Naratif
Dalam puisi naratif mengungkapkan suatu cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi menjadi dua macam, yakni balada dan romansa. Balada adalah puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa ataupun tokoh pujaan.
Contohnya Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie karya WS Rendra. Sedangkan romansa adalah jenis puisi cerita yang memakai bahasa romantik yang berisi kisah percintaan, yang diselingi perkelahian dan petualangan.
2. Puisi Lirik
Pada jenis puisi lirik terbagi ke dalam beberapa macam, yakni elegi, serenada dan ode. Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Contohnya Elegi Jakarta karya Asrul Sani yang mengungkapkan perasaan duka penyair di Kota Jakarta.
Sedangkan serenada merupakan sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata "serenada" sendiri bermakna nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja.
Sementara itu, ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang umumnya tokoh yang dikagumi, sesuatu hal, atau sesuatu keadaan. Contohnya seperti Diponegoro karya Chairil Anwar dan Ode buat Proklamator karya Leon Agusta.
3. Puisi Deskriptif
Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatian. Puisi yang termasuk kedalam jenis puisi deskriptif, misalnya satire dan puisi yang bersifat kritik sosial.
Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan ketidakpuasan penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya.
Sedangkan puisi kritik sosial adalah puisi yang juga menyatakan ketidakpuasan penyair terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang, namun dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidak beresan keadaan atau orang tersebut. Kesan penyairan ini juga dapat kita hayati dalam puisi-puisi impresionistik yang mengungkapkan kesan penyair terhadap suatu hal.
Baca artikel detikedu, "Pengertian Puisi, Ciri-ciri, dan Jenisnya" selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5908472/pengertian-puisi-ciri-ciri-dan-jenisnya.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar